Buku yang Menyala di Hati Sleman

Pagi itu, langit Sleman tampak bersih. Sinar matahari menembus sela-sela pepohonan dan menyapa halaman sekolah dasar kecil di pinggiran desa. Anak-anak mulai berdatangan, sebagian berjalan kaki, sebagian diantar orang tua dengan sepeda motor.

Di antara keramaian kecil itu, sebuah motor roda tiga putih bertuliskan “Perpustakaan Keliling” perlahan masuk ke halaman. Seketika mata anak-anak berbinar. Bagi mereka, motor roda tiga itu bukan sekadar kendaraan—itu adalah pintu menuju dunia yang lebih luas, dunia yang sebelumnya hanya bisa mereka bayangkan.

Namanya Rini, siswa kelas 5. Sejak kecil ia senang membaca, tapi buku-buku di rumah hanya sedikit, dan perpustakaan sekolah pun tak banyak pilihan. Ketika motor roda tiga itu datang dan pintunya terbuka, ia langsung melihatnya: rak-rak buku warna-warni penuh cerita. Rini memilih satu berjudul Petualangan di Hutan Hujan. Ia duduk di tikar yang digelar di bawah pohon, membuka halaman pertama, dan tenggelam dalam kisah.

Di sampingnya, duduk Pak Darto, seorang bapak berusia 50-an yang bekerja sebagai penjaga sekolah. Ia tak bisa menyembunyikan senyumnya melihat anak-anak membaca dengan semangat. “Dulu saya sekolah cuma sampai SMP,” katanya pelan kepada salah satu relawan. “Tapi sekarang, saya bisa baca koran tiap minggu dari perpustakaan keliling ini. Kadang saya pinjam buku tentang pertanian juga.”

Bantuan ini datang bukan dari pemerintah, bukan pula dari tokoh besar. Ini datang dari hati—dari kerja sama orang-orang yang mungkin tak dikenal oleh masyarakat di sini: Rotary Club Ibaraki dari Jepang, dan Rotary Club Jogjakarta yang menjembatani semuanya.

Mereka tak hanya membawa buku. Mereka membawa harapan.

Di tahun pertama, dua motor roda tiga perpustakaan datang, lengkap dengan ratusan buku dan kursi lipat agar anak-anak bisa nyaman membaca di mana pun. Tahun berikutnya, tanpa diminta, mereka kembali membawa tambahan 248 buku—dipilih khusus berdasarkan apa yang dibutuhkan dan diminati masyarakat.

Bagi warga Sleman, buku-buku itu bukan sekadar hiburan. Mereka adalah jendela untuk bermimpi lebih tinggi. Anak-anak mulai berbicara tentang cita-cita yang sebelumnya jarang terdengar: menjadi dokter, guru, bahkan penulis. Orang dewasa ikut membaca—tentang pertanian organik, kesehatan keluarga, dan kisah-kisah inspiratif yang memantik semangat.

Dan yang paling mengharukan? Setiap kali perpustakaan keliling itu datang, bukan hanya buku yang dibawa pulang. Tapi juga senyum. Percaya diri. Dan keyakinan bahwa masa depan mereka bisa lebih baik, sejauh mana pun awal langkah mereka.

Karena di antara lembar demi lembar buku itu, ada satu hal yang terus tumbuh: mimpi.

---

Books That Lit Up Sleman’s Heart

That morning, the sky over Sleman was clear. Sunlight slipped between the trees and gently touched the small elementary school in a quiet village. Children started arriving—some on foot, others riding with their parents on motorbikes.

In the middle of this familiar scene, a white three-wheeled motorcycle marked “Mobile Library” slowly rolled into the schoolyard. In an instant, children’s eyes lit up. To them, this wasn’t just a van—it was a doorway to a much bigger world, one they had only dreamed of.

Rini, a 5th grader, had always loved to read. But at home, books were scarce, and the school library had limited choices. When the mobile library opened its doors and revealed its colorful shelves, Rini’s heart skipped. She reached for a book titled Adventure in the Rainforest, sat on a mat under the trees, and dove into the first page.

Beside her sat Pak Darto, a school janitor in his 50s. He watched the kids with a warm smile. “I only went to school until junior high,” he quietly told one of the volunteers. “But now, I get to read the newspaper every week from this three-wheeled motorcycle . Sometimes I borrow books on farming too.”

This help didn’t come from the government or some famous figure. It came from people with kind hearts—through the collaboration of Rotary Club Ibaraki in Japan and Rotary Club Jogjakarta.

They didn’t just bring books. They brought hope.

In the first year, they donated two mobile library filled with hundreds of books and folding chairs so children could read comfortably anywhere. The following year, without being asked, they returned with 248 more books—carefully chosen to match the interests and needs of the local community.

For the people of Sleman, these books weren’t just for leisure. They were windows to bigger dreams. Children began talking about aspirations that once felt out of reach: becoming doctors, teachers, even writers. Adults, too, started reading—about organic farming, family health, and inspiring life stories.

And perhaps the most touching part? Every time the mobile library came, it didn’t just bring books. It brought smiles. Confidence. And a growing belief that their future could be brighter, no matter how small their beginnings.

Because in those pages, something powerful was unfolding: dreams.