Langkah Kecil Guru Rumpin, Harapan Besar Anak Negeri
- Rotary D3410
- Jun 2
- 4 min read

Mentari pagi menyelinap lembut di antara pepohonan hijau Rumpin, sebuah kecamatan yang tenang di Bogor, Jawa Barat. Di balik jalanan tanah yang berdebu dan bangunan sekolah yang sederhana, ada sosok-sosok luar biasa yang setiap pagi datang lebih awal dari murid-muridnya—para guru SDN Cipinang 03.
Salah satu dari mereka adalah Bu Rina. Ia bukan guru yang terbiasa berdiri di podium seminar, bukan pula pemilik gelar akademik bertingkat-tingkat. Tapi semangatnya untuk belajar, untuk menjadi guru yang lebih baik bagi murid-muridnya, membuatnya berdiri lebih tinggi dari yang lain.
“Setiap anak di kelas saya punya mimpi. Tugas saya bukan sekadar mengajar, tapi menjaga agar mimpi mereka tetap hidup,”
ujar Bu Rina sambil menata buku pelajaran yang sudah mulai usang.
Seperti halnya Bu Rina, Pak Andi, guru kelas lima yang juga merangkap sebagai guru olahraga, percaya bahwa pendidikan bukan hanya soal angka dan nilai. Ia percaya bahwa sekolah seharusnya menjadi tempat di mana anak-anak merasa aman, didengarkan, dan tertantang untuk berkembang.
Namun, semangat mereka sering kali berhadapan dengan kenyataan yang tak mudah. Akses terhadap pelatihan guru sangat terbatas. Kurikulum berubah, pendekatan pembelajaran berkembang, tapi mereka hanya bisa belajar dari potongan informasi atau diskusi seadanya. Banyak yang mulai merasa bahwa mengajar hanyalah soal bertahan, bukan lagi soal berkembang.
Sampai akhirnya, sebuah kabar datang—Rotary Club of Jakarta Cinere akan mengadakan pelatihan untuk para guru di SDN Cipinang 03. Pelatihan ini bukan hanya tentang teori pendidikan, tapi tentang memahami kurikulum dengan cara yang lebih ringan, lebih manusiawi, dan lebih relevan dengan kondisi sekolah mereka.
“Awalnya saya pikir pelatihan ini akan berat dan penuh istilah-istilah rumit,” kenang Bu Rina. “Tapi ternyata kami belajar dengan cara yang menyenangkan, saling berbagi, dan yang paling penting, kami merasa dihargai.”
Pelatihan ini memberi ruang bagi para guru untuk bertanya, mencoba, bahkan keliru—tanpa merasa dihakimi. Mereka belajar bagaimana menyusun pembelajaran yang bermakna, membuat kelas menjadi lebih hidup, dan melihat bahwa kurikulum bukanlah beban, melainkan alat untuk menjembatani mimpi anak-anak dengan dunia nyata.
Pak Andi bahkan mulai membuat rencana pembelajaran berbasis proyek sederhana—mengajak anak-anak mengamati tumbuhan di sekitar sekolah dan mencatat perubahan yang terjadi setiap minggu. Sesuatu yang dulu tampak sulit, kini terasa mungkin.
Program ini bukan hanya membawa ilmu, tapi juga menyulut kembali semangat yang sempat redup. Guru-guru di Rumpin merasa tidak sendiri. Mereka tahu, ada yang peduli. Ada yang percaya bahwa pendidikan dasar adalah pondasi masa depan bangsa, dan bahwa guru-guru di pelosok negeri layak mendapatkan kesempatan yang sama untuk berkembang.
Rotary Club of Jakarta Cinere meyakini bahwa ketika guru berkembang, siswa pun bertumbuh. Ketika guru terinspirasi, ruang kelas menjadi tempat yang penuh keajaiban. Karena itu, program ini bukan yang pertama dan tentu bukan yang terakhir.
Kami mengajak Anda untuk ikut ambil bagian. Bersama kita dukung para pendidik di ujung-ujung negeri, agar mereka terus menyalakan cahaya di hati anak-anak Indonesia.
Sebab, langkah kecil guru-guru Rumpin hari ini bisa jadi lompatan besar bagi masa depan negeri ini.
Small Steps from Rumpin’s Teachers, Big Hopes for the Nation

The morning sun gently breaks through the trees in Rumpin, a quiet subdistrict in Bogor, West Java. Along the dusty roads and among the humble school buildings stands a group of remarkable individuals—teachers of SDN Cipinang 03—who arrive each day before their students, full of determination and hope.
One of them is Mrs. Rina. She’s not a teacher often seen speaking at education conferences, nor does she hold multiple academic degrees. But her spirit to grow, to become better for the sake of her students, places her among the most admirable educators.
“Each child in my class has a dream,” Mrs. Rina says while organizing her well-worn textbooks. “My job is not just to teach, but to make sure their dreams stay alive.”
Just like her, Mr. Andi—who teaches fifth grade and also handles sports—believes that education is more than just grades and test scores. To him, school should be a place where children feel safe, heard, and encouraged to grow.
But passion often meets challenges. Access to formal training is rare. Curriculums shift, educational methods evolve, and yet, these teachers are left trying to keep up with scraps of information or informal conversations. Many begin to feel that teaching is more about surviving than thriving.
Then came a spark of change—Rotary Club of Jakarta Cinere introduced a teacher training program at SDN Cipinang 03. More than just a formal session, the program was designed to make the curriculum feel more human, more relatable, and more empowering—especially for teachers in remote areas like Rumpin.
“At first, I thought the training would be complicated, filled with terms we wouldn't understand,” Mrs. Rina recalls. “But it turned out to be fun, collaborative, and most of all—we felt valued.”
The training offered a space where teachers could ask questions, make mistakes, and grow—without judgment. They learned how to make lessons more meaningful, how to turn a classroom into an engaging space, and how to see the curriculum not as a burden, but as a tool to bridge dreams and reality.
Inspired by the program, Mr. Andi started designing simple project-based learning activities. He led his students to observe local plants around the school and track their changes week by week. What once felt difficult, now felt doable—even exciting.
This program didn’t just deliver knowledge; it reignited the passion that had quietly been fading. For the first time in a long while, teachers in Rumpin felt seen. They knew they weren’t alone. Someone believed in them. Someone understood that quality basic education starts with empowered teachers.
The Rotary Club of Jakarta Cinere believes that when teachers grow, students thrive. When teachers are inspired, classrooms become places of wonder. That’s why this is not a one-time project—it’s part of a long-term commitment.
We invite you to join us. Together, let’s support educators in the corners of our nation—so they can continue to light the way for the children of Indonesia.
Because the small steps taken by Rumpin’s teachers today could become giant leaps for our country’s future.
Comments