Satu Kursi, Seribu Harapan: Cerita dari Rawinala

Pada pagi yang hangat di tanggal 8 Desember 2024, suasana di Yayasan Rawinala terasa berbeda. Di tengah rutinitas harian yang penuh ketekunan dan semangat, hadir sebuah momen yang sederhana namun sarat makna—Rotary Club of Jakarta Metropolitan datang, bukan hanya membawa bantuan, tetapi juga harapan.

Yayasan Rawinala, yang telah berdedikasi selama puluhan tahun untuk mendampingi anak-anak dengan gangguan penglihatan disertai disabilitas ganda, menjadi rumah kedua bagi mereka yang kerap terabaikan oleh sistem. Di sini, anak-anak berusia 0 hingga 20 tahun yang lahir dengan keterbatasan fisik dan sensorik didampingi oleh para pendidik luar biasa—guru-guru khusus yang tidak hanya mengajar, tetapi juga mencintai tanpa syarat.

Namun, di balik dedikasi itu, kebutuhan mereka sangat besar. Di seluruh Indonesia, baru sekitar 5% anak-anak dengan disabilitas ganda dan gangguan penglihatan (MDVI) yang bisa tertangani. Selebihnya masih menunggu—menunggu perhatian, pelatihan, dan fasilitas yang layak. Karena itulah, hari itu menjadi lebih dari sekadar seremoni.

Rotary Club of Jakarta Metropolitan menyerahkan beberapa kursi roda yang dirancang khusus untuk kebutuhan anak-anak MDVI. Di mata kebanyakan orang, kursi roda mungkin hanyalah alat bantu gerak. Tapi di Rawinala, kursi roda berarti lebih dari itu. Ia adalah simbol kebebasan, kenyamanan, dan kepercayaan diri. Ia adalah alat untuk membuka dunia—meski sang anak tak melihat dunia itu dengan mata, tapi bisa merasakannya melalui gerakan dan kehadiran.

Ketika seorang anak bernama Lala, berusia tujuh tahun, duduk di kursi roda barunya, wajahnya yang biasanya datar mulai menunjukkan senyuman. Ia tidak berbicara dengan kata-kata, tapi tangannya meraba-raba pegangan kursi dengan rasa ingin tahu. Guru pendampingnya meneteskan air mata haru. “Ia jarang tersenyum,” bisiknya. “Tapi hari ini, ia merasa dihargai.”

Proyek ini bukan hanya tentang kursi roda. Ini adalah proyek lintas kategori—Community, karena menyentuh langsung kebutuhan masyarakat; Vocational, karena mendukung pelatihan guru khusus yang sangat langka di negeri ini; Youth, karena menyentuh kehidupan anak-anak yang akan menjadi bagian dari masa depan bangsa; dan International, karena mengusung semangat kemanusiaan yang melampaui batas geografi.

Di tengah kesederhanaan acara itu, satu hal menjadi jelas: ketika komunitas berani peduli, perubahan nyata bisa terjadi. Rotary Club of Jakarta Metropolitan tidak datang sebagai penyelamat, tetapi sebagai sahabat yang peduli, mengulurkan tangan di saat yang tepat, kepada mereka yang selama ini berjalan di dalam gelap.

Rawinala berarti “cahaya di dalam kegelapan”—dan hari itu, cahaya itu bertambah terang. Berkat satu langkah kecil, satu kursi, dan satu komitmen besar untuk terus melayani kemanusiaan.

---

One Wheelchair, A Thousand Hopes: The Story from Rawinala

On a warm morning of December 8, 2024, the atmosphere at Rawinala Foundation felt different. Amid the daily routine filled with dedication and spirit, a simple yet deeply meaningful moment took place—Rotary Club of Jakarta Metropolitan arrived, bringing not just assistance but hope.

Rawinala Foundation, dedicated for decades to supporting children with multiple disabilities, especially those who are blind with additional impairments, has become a second home for those often overlooked by the system. Here, children aged 0 to 20 years with physical and sensory limitations are guided by extraordinary educators—specialized teachers who don’t just teach, but love unconditionally.

Yet behind this dedication lies a great need. Across Indonesia, only about 5% of children with multiple disabilities and visual impairments (MDVI) receive proper care and support. The rest are still waiting—waiting for attention, training, and adequate facilities. That’s why this day was more than a ceremony.

Rotary Club of Jakarta Metropolitan handed over specially designed wheelchairs tailored to the needs of MDVI children. To most people, a wheelchair is just a mobility aid. But at Rawinala, it means much more. It symbolizes freedom, comfort, and confidence. It is a tool to open the world—even if the child cannot see it with their eyes, they can feel it through movement and presence.

When a seven-year-old girl named Lala sat in her new wheelchair, her usually expressionless face began to show a smile. She doesn’t speak with words, but her hands explored the wheelchair handles with curiosity. Her caregiver shed tears of joy. “She rarely smiles,” she whispered. “But today, she feels valued.”

This project is not just about wheelchairs. It is a cross-category effort—Community, because it directly touches the needs of society; Vocational, because it supports the training of rare specialized teachers in this country; Youth, because it impacts children who will be the nation’s future; and International, because it carries the spirit of humanity beyond borders.

Amid the simplicity of the event, one thing became clear: when a community dares to care, real change can happen. Rotary Club of Jakarta Metropolitan didn’t come as saviors, but as caring friends extending their hands at the right time to those who have long walked in darkness.

Rawinala means “light in the darkness”—and that day, the light shone brighter. Thanks to one small step, one wheelchair, and one big commitment to keep serving humanity.